Seminggu kemudian ujianpun akhirnya selesai dan hari ini dimana semua murid akan mengambil rapot untuk menerima hasilnya masing-masing, seperti tahun-tahun sebelumnya aku masih tetap menduduki peringkat ke dua di kelasku, tapi tahun ini nilai ku lebih memuaskan ketimbang tahun-tahun sebelumnya dan peringkat pertama masih Di duduki oleh teman perempuanku bernama Dina si anak jenius.
Dina selalu mendapatkan peringkat pertama, iya itu karena dia anak Kepala Sekolahku dia terbilang sangat jenius, bagaimana tidak jenius dia mengikuti banyak sekali Les, karena ibunya Kepala sekolah jadi dia harus menjaga nama baik ibunya mungkin itu juga sebagai tuntutan oleh ibunya, tapi sayangnya tidak terlalu banyak yang menyukai Dina, karena Dina sering melaporkan anak-anak yang bandel kepada ibunya, iya itu singkat cerita mengenai temanku Dina si anak Kepala sekolah yang jenius tapi tidak di senangin dengan yang lain karena sifatnya yang bersaing dan tidak bersahabat dengan yang. Dina tidak terlalu banyak memiliki teman mungkin hanya beberapa teman perempuan nya saja di kelas.
Berbeda jauh denganku hampir semua teman-teman menyukai diriku, bukan karena aku memiliki wajah yang tampan, tapi karena aku selalu mencontekkan hasil ujianku dengan yang lain, aku tau itu perbuatan yaang salah tidak di benarkan mencontekkan hasil ujian ke orang lain, tapi ya mau gimana kalau bukan aku yang membantu mereka siapa lagi, bukan.?
bukan berarti aku mencontekkan hasil ujianku dengan semua teman satu kelas juga, aku juga bisa menilai yang mana harus ku bantu yang mana tidak, contohnya mereka sudah belajar yang apa aku tunjukan sebelum ujian tapi mungkin saja IQ mereka terlalu rendah sehinngga tidak bisa mengingatnya, tapi bagi beberapa orang yang benar-benar pemalas dan hanya mengandakkan contekan, tentu saja aku tidak ingin membantu mereka, itukan emang resiko mereka yang emang kenyataannya tidak ingin berusaha sebelumnya.
Akhirnya sekarang aku naik ke kelas XII SMA suatu kebanggan bagiku masih memperjuangkan posisiku di peringkat ke dua, walaupun belum mampu untuk menyenggol posisi Dina yang peringkat pertama, tapi itu sudah membuat aku lega setidaknya posisiku tidak di senggol oleh Memet yang menduduki peringkat ketiga, Memet temanku di kelas sekaligus teman dirumah juga memilihi IQ yang tinggi terkadang aku khawatir dia akan menyenggol posisiku sebagai peringkat kedua, walaupun dia salah satu sahabat terbaikku tapi kalau malasah belajar kami selalu bersaing, berbeda dengan Iwan Dan Ari mereka tidak terlalu pintar, tapi mereka bisa di handalkan untuk masalah olahraga, kami ber empat ( Aku,Memet,Iwan Dan Ari) tumbuh besar bersama bisa di katakan kami empat serangkai yang selalu bersama-sama kemanapun kami pergi.
Akhirnya libur panjangpun telah tiba walaupun aku dan keluarga ku tidak pernah kemana-kemana, tapi setidaknya selama dua minggu tidak sekolah aku bisa bermalas-malasan dirumah dan nongkrong bersama yang lain hingga larut malam, tapi terkadang aku merasa bosen sih cuman menghabiskan waktu dirumah seharian, ya sekali-kali aku dan teman-temanku ke Pantai yang terdekat dari rumah hanya sekadar mandi, hari ini aku,Memet,Iwan dan Ari ada janji buat berkumpul di base camp pertemuan kami, base camp pertemuan adalah sebutan keren yang kami ciptakan sendiri, tidak lain tidak bukan base camp itu adalah pohon rambutan yang sangat besar yang berada di belakang rumah Iwan, sambil memanjat pohon rambutan dan memetik beberapa buahnya yang lagi musimnya, kami bercerita seperti biasanya, tapi hari ini Ari membahas hal yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
"weeii tau ngak tadi malam aku berfantasi sampe keluar cairan kental dari lubang perjakaku," ujar Ari.
Kamipun terhentak kaget mendengar apa yang Ari bilang yang tidak pernah kami fikirkan sebelum-sebelumnya.
"Haaaaaaaaa seriusss Ri.????" kami serantak bertanya.
"Iya sumpah tadi malam pas aku masuk ke kamar abgku aku lihat buku yang sampulnya cewek yang gak pake baju-baju gitu..teruss..hhahaah (tiba-tiba ketawa)," kata Ari tidak melanjutkan ceritanya.
"Terus apaan Ri, ngomong yang jelas dong buat penasaran ajapun," kata Iwan sambil ngotot) seakan dia tidak sabaran ingin mendengar cerita Ari selanjutnya.
"Iya trus aku ambillh buku itu diam-diam dan ku bawak ke kamarku, sampai di kamar aku kaget pas buka bukunya,"kata Ari.
"Emang apaan isi bukunya ?" kata Memet.
"Isinya banyak foto-foto cewek dewasa gitu weii, buat aku mikir jorok gitu, sumpah fotonya parah-parah semua dah," ujar Ari dengan semangat.
"Emang ada ya buku kayak gituan, pingin jugalh aku lihat, kalau ngak palingan lu bohongkan," ujarku seakan-akan aku juga penasaran dengan buku itu, pada hal aku sama sekali tidak tertarik untuk melihatnya.
"Sumpahlah aku gak bohongg..!!! tau ngak pas aku baca dan lihat-lihat foto bugil itu, buat aku berfantasi," kata Ari.
"Hahahhaah gila parah lu emang Ri, terus kok bisa berfantasi kata lu tadi," kata Memet dengan rasa penasarannya.
"Iya gak tau pas lihat buku itu buat aku berfantasi, eh mau gak mau harus ngelakuin itulah biar gak sakit kepala dan kepikiran terus," ujar Ari dengan rasa tak berdosa dan malu.
"Ya allah parah banget lu ya, berarti lu gak perawan lagi dong, hahahaha," kata Memet sambil ketawa terbahak-bahak.
"Lu kira gue cewek gak perawan lagi, tapi tau gak sih weiiiii, badanku langsung lemes ngelakuin kayak gitu, apa lagi pas udah klimaksnya dan ada rasa penyesalan juga sih, tapi buat ketagihan juga,, aduuhhh buat serba salah deh. Pingin sih ngulanginnya lagi nanti malam, tapi takut dosa," ujar Ari dengan muka yang bingung.
"Hahahahahha," kami pun ketawa terbahak-bahak mendengar ucapan Ari yang berkata ingin mencoba nya lagi nanti malam tapi takut dosa.
"Emang kita masih remaja kayak gini udah bisa ngeluarin cairan kental dari lubang perjaka kita apa.???" Kata Iwan dengan rasa penasarannya.
"Buktinya aku bisa tadi malam, walaupun agak lama bisa sampai klimaks, pas udah keluar selesai badanku rasanya agak pegal-pegal gitu, tapi ngebayangin rasa nikmatnya pas keluar, sumpah buat aku ketagihan lagi," kata Ari.
"Emang otak bokep lu ya Ri, pantas otak lu bodoh, suka mikirin bokep sih hahahah," kata Memet sambil ketawa.
"Gak apa-apalah yang penting nikmat, tapi paginya aku lihat perjaka ku kayak agak bengkak gitu dan sedikit perih, mungkin sakin semangat nya aku ngelakuinnya tadi malam kali, hahahahah," Ari berkata sambil tertawa
"Azab kali tu, makanya perih ya karena otak lu gak bener Ri," ujarku sambil ketawa,"
"Hahahahahhahah," semua pun ketawa terbahak-bahak mendengar ucapanku.
Tidak terasa waktupun berlalu dengan cepat menunjukkan 18.00 WIB, Mataharipun sedikit demi sedikit tenggelam seakan mengucapkan selamat tinggal dengan kami, terangpun berubah menjadi senja seketika, kamipun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.