Setelah beberapa menit lamanya, lelaki itu tidak juga melepaskan tautan bibir mereka. Tangan wanita itu memukuli punggung Ryshaka dan pukulan tersebut kian bertambah keras seiring dengan tautan bibir mereka yang tak jua terlepas.
Lelaki itu benar-benar merealisasikan kata-katanya dengan menghukum mulut nakal Aletha yang sedari tadi mengganggu tidur Ryshaka.
"Bapak mau merencanakan pembunuhan pada saya, ya?" Tanya Aletha pada Ryshaka dengan mata yang ia lebarkan.
"Mana mungkin sebuah ciuman dapat menyebabkan kematian, kamu ini aneh sekali, Aletha! Harusnya kamu berterimakasih pada saya karena saya telah membantu kamu melepaskan hormon endorfin yang dapat membuatmu bahagia lewat ciuman yang baru saja kita lakukan." Sepertinya rasa kantuk lelaki itu seketika lenyap setelah aksi yang baru saja mereka lakukan.
"Bahagia apanya? Malah saya merasa amarah yang membumbung setelah Bapak mencium paksa saya." Ucap Aletha yang meragukan kata-kata Ryshaka sebelumnya.