Chereads / Anti Romantic / Chapter 34 - 34. Sebuah Kemiripan

Chapter 34 - 34. Sebuah Kemiripan

"Bibi kenapa melihatku dengan tatapan setajam itu?" Tanya Alejandro pada Aletha, karena bukannya menjawab pertanyaannya, wanita tersebut malah memandang Alejandro dengan sorot mata tajam penuh penilaian.

"Tidak! Aku hanya memikirkan tentang pertanyaanmu sebelumnya, bagaimana bisa seseorang dengan jabatan yang sama dan pendapatan yang tak jauh berbeda, namun bisa menghasilkan semua fasilitas mewah seperti ucapanmu itu. Aku juga penasaran bagaimana bisa?" Tanya Aletha.

Alejandro meledakkan tawanya mendengar pertanyaan bernada polos keluar dari bibir Aletha. Ia jadi penasaran pada sosok wanita di samping ini, ia benar-benar selugu itu, atau hanya berperan menjadi seseorang yang naif saja.

"Apa yang sedang kau tertawakan bocah kecil?" Ucap Aletha tak terima karena Alejandro yang dinilai tak sopan pada Aletha karena tawanya yang terlalu keras.

"Bukan apa-apa bibi, hanya saja aku tak menyangka bahwa bibi bisa se-naif itu." Ucap Alejandro dengan tawanya yang masih tersisa.

"Jelaskan!" Perintah Aletha singkat.

Nampaknya Aletha harus memberitahu bahwa ia paling tidak suka diolok-olok apalagi oleh remaja tanggung seperti Alejandro.

"Begini.." Ucap Alejandro membuka kalimatnya dan siap untuk membuat penjabaran.

"Jika bibi memiliki rekan kerja dengan posisi yang sama pula, namun ia mempunyai privilege yang lebih, itu artinya ada 2 kemungkinan," Ucap Alejandro namun tiba-tiba saja memutus ucapannya.

"Lanjutkan!" Perintah Aletha dengan singkat, ia berusaha terlihat santai tanpa adanya kesan penasaran yang teramat. Bisa-bisa remaja tanggung di sampingnya itu malah semakin banyak bicara.

"Kenapa bibi menyuruhku untuk melanjutkan? Pikirkan saja sendiri!" Ucap Alejandro dengan nada bicaranya yang terdengar ceria, sepertinya mengolok wanita dewasa seperti dirinya merupakan kebahagiaan sendiri bagi Alejandro.

"Jika sudah malam begini otakku sudah tumpul dan rasanya sangat malas untuk disuruh berpikir." Keluh Aletha.

"Tapi tetap saja, aku tak akan memberitahukan bibi." Ucap Alejandro bernada tengil.

"Kalau memang tak mau memberitahu sudah diam saja! Dan cepat lajukan mobil ini! Kenapa sedari tadi kau tak juga menyalakannya?" Ucap Aletha beruntun.

Tak ada pembicaraan berarti yang keduanya perdebatkan setelah itu, mungkin hanya sifat naif Aletha yang mendatangkan decak tak percaya dari Alejandro karena begitu lugunya.

"Kost Wisma Griya Arista! Apa benar yang ada di depan itu?" Tanya Alejandro seraya mengalihkan pandangannya pada Aletha untuk memastikan.

"Buruk sekali." Komentar Alejandro singkat lewat jendela mobil yang ia turunkan.

"Don't judge a book bye it's cover, please! Kau sudah berani menilai bahkan lewat celah jendela mobil seperti ini." Ucap Aletha tak terima pada Alejandro yang mengomentari tempat kostnya seperti itu.

"Tapi lewat sampulnya pun kita bisa dengan mudah menerka apa yang ada di dalam sana." Ucap Alejandro dengan nada bicaranya yang seperti biasa, menyebalkan.

"Tak peduli apapun penilaian darimu, yang penting aku merasa nyaman di sini dan itu sudah cukup bagiku, bye! Ucap Aletha mengucapkan selamat tinggal seraya sebelah tangannya ia ulurkan untuk membuka handle mobil.

"Bye?" Tanya Alejandro bingung.

"Oh, maaf sekali, aku lupa untuk mengucapkan terima kasih banyak atas tumpangannya." Ucap Aletha dengan senyum manisnya, karena bagaimanapun tanpa Alejandro yang tadi telah menjumpai Aletha di gedung apartemen, pasti ia akan menunggu taksi kosong dengan begitu kebosanan.

"Maksudnya, mengapa kau mengucapkan selamat tinggal, apakah aku tak boleh mampir terlebih dahulu ke tempat kostmu?" Tanya Alejandro pada Aletha.

"Pertanyaan, untuk apa aku menawarkan padamu untuk mampir terlebih dahulu ke dalam? Bagaimanapun kita adalah lawan jenis, terlepas kau masih seorang bocah ingusan." Ucap Aletha.

"Sepertinya bibi adalah orang yang nomer satu jika disuruh untuk menghujat seseorang dan ngomong-ngomong, please! Don't call me bocah ingusan! Aku bukan seorang bocah!" Ucap Alejandro tidak terima.

Pembicaraan keduanya terputus saat netra mereka menangkap pada satu titik object. Seorang pria yang sedang berdiri dengan gagah di samping mobilnya seraya menyendekapkan tangannya di dada.

"Bukankah itu Ryshaka?" Alejandro yang lebih dulu memecah keheningan, kepalanya ia arahkan pada Aletha sekedar untuk memastikan ulang.

"Iya." Jawab Aletha lemah.

Untuk apa lelaki itu malah berdiam diri sana?

Pikir Aletha.

"Ayo turun, bibi!" Ajak Alejandro pada Aletha yang terlihat menghembuskan napasnya kencang.

"Berapa kali kubilang, don't call me like that!" Ucap Aletha jengkel.

"Dan sudah berapa kali kubilang, aku tidak mau menurutinya," Jawab Alejandro dengan nada bicaranya yang mengesalkan.

"Boleh aku bertanya sesuatu pada bibi?" Tanya Alejandro.

"Apa?" Jawab Aletha singkat.

"Punya hubungan apa bibi dan juga Ryshaka?" Tanya Alejandro penasaran.

"Bukan sejenis hubungan khusus seperti yang ada dalam benakmu pastinya, kenapa memangnya?" Tanya Aletha kembali.

"Apa aku salah jika meragukan ucapanmu?" Ucap Alejandro.

"Maksudnya?" Tanya Aletha tak paham.

"Atasan mana yang mendatangi bawahannya saat hari sudah larut seperti ini?" Tanya Alejandro.

Aletha tak kunjung menjawab pertanyaan Alejandro karena ia sendiripun tak tahu apa yang dilakukan oleh Ryshaka di tempat kostnya.

"Jika jawabanku tetap tidak bisa memuaskan rasa penasaranmu, kenapa tidak kau tanyakan langsung pada orangnya?" Ucap Aletha seraya melangkahkan kakinya keluar dari mobil milik Alejandro.

Remaja satu itu jika disahuti ucapannya maka pertanyaannya akan semakin merembet kemana-mana.

Langkah pelan kaki Aletha mengarah pada sosok lelaki yang sedang berdiri tegap di hadapannya.

Aletha menolehkan pandangannya ke belakang saat pendengarannya menangkap suara grasak-grusuk Alejandro yang sepertinya ingin mengikutinya.

"Mau apa kau?" Tanya Aletha jengkel.

"Aku mau bicara sebentar dengan Ryshaka." Jawab Alejandro.

"Mengenai apa?" Tanya Aletha ingin tahu.

"Ini urusan antar pria, wanita sepertimu tidak boleh ikut-ikut." Kata Alejandro.

"Bocah ingusan ini semakin dibiarkan malah tambah tidak tahu diri." Ucap Aletha dengan nada yang terlalu tinggi untuk ukuran seseorang yang sedang menyindir.

"Hey, bibi! Aku mendengarnya!"

"Aku sudah sangat lelah dan ingin segera pergi tidur dan kalian berdua," Ucap Aletha seraya mengacungkan jari telunjuknya pada Ryshaka dan juga Alejandro.

"Terserah apa yang ingin kalian lakukan, yang penting jangan ganggu waktu istirahatku." Ucap Aletha, bersamaan dengan itu ia melangkahkan kakinya menuju kamar kostnya. Untuk Ryshaka dan Alejandro, Aletha tak peduli apa yang akan keduanya lakukan.

"Seperti inikah perlakuanmu pada atasanmu sendiri, Aletha!" Ucap Ryshaka tak terima karena bawahannya itu mengabaikan kehadiran dirinya.

"Sekarang sudah pukul satu dini hari dan itu artinya status saya sekarang bukan lagi seorang assisten, jadi selamat tinggal kalian berdua!" Ucap Aletha sembari melambaikan tangannya pada kedua sosok lelaki beda generasi tersebut, yang jika ditilik maka akan nampak sekilas kemiripan antara keduanya, sama-sama jangkung dan juga paras yang menawan. Namun Aletha yakin Alejandro tidak memiliki keterikatan darah apapun dengan Alejandro karena rentang usia mereka yang tak terlalu jauh untuk disebut sebagai ayah dan anak. Jadi kemiripan antara keduanya merupakan misteri bagi Aletha.