Ara memang segila itu.
Ara tersadar dari lamunannya saat pria tersebut menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Ara.
"Apa!" Ucap Ara jengkel.
"Kau tidak mendengarkan pertanyaanku, ya? Kutanya sekali lagi, apa yang kau lakukan di sini anak manis?"
Apakah dirinya masih terlihat seperti seorang bocah hingga membuat lelaki itu memanggil dirinya dengan sebutan anak manis?
Apa lelaki itu tak dapat melihat tubuh Ara yang berlekuk indah di balik hoodie yang ia kenakan?
Jelas saja tidak! Ara stupid!
"Aku lapar." Ucap Ara singkat, dirinya tak lagi mempermasalahkan sebutan yang tersemat untuk dirinya.
"Lalu?" Dari kedua alisnya yang mengerut samar terlihat jelas bahwa lelaki itu tengah kebingungan.
"Lalu?" Ucap Ara membeo.
"Kalau aku sudah berkata bahwa aku lapar bukankah itu artinya kamu harus menyiapkan makanan?" Ara pun dibuat kebingungan dengan situasi yang tengah terjadi.
"Oh! Seperti itu? Baiklah, kamu bisa duduk di sebelah sana anak manis!"