Aku berhenti menyentuhnya, dan dia menatapku. Tatapan sarkastik yang biasa dia berikan padaku digantikan dengan tatapan tulus.
Karena Aku mendapat perhatiannya, Aku menggunakan kesempatan itu untuk mengubah topik pembicaraan. "Kau ingin menjadi penulis ?"
Dia mengembalikan pandangannya ke langit-langit. "Aku seorang penulis. Aku sudah menulis sejak Aku masih kecil."
"Ada apa dengan Lucky and the Lad? Mengapa Kamu malu untuk menunjukkannya kepada Aku? "
Terlihat tidak nyaman, dia memposisikan kembali tubuhnya. "Aku hanya belum siap untuk membicarakannya." Dia tersenyum dan ragu-ragu berkata, "Beruntung adalah anjing Aku, sebenarnya."
Aku tidak bisa menahan senyumku. "Kau menulis cerita tentang dia?"
