Adisty meninggalkan Jingga seorang diri. Tidak ada masalah sama sekali di perut Jingga, itu artinya aman. Jingga mengeluarkan sebuah buku desain baju. Dia berniat untuk mendesain baju.
Kali ini ada yang berbeda, Jingga masih tetap bekerja di bawah. Tentu saja ini permintaan Arseno agar Jingga tidak turun dan naik tangga yang terlihat begitu curam.
Untungnya, Adisty langsung membereskan sedikit ruang untuk menyimpan kursi milik Jingga. Tidak hanya Jingga, Adisty pun tidak diperbolehkan naik turun tangga, khawatir jatuh, mana tau janin kehidupan sudah tumbuh di perut Adisty.
Beberapa jam berlalu, kini tepat pukul sebelas siang. Ponsel Jingga yang berada di tas kini berbunyi nyaring. Dengan segera Jingga mengambil ponsel tersebut dan melihat pemanggil telepon tersebut.