Memang semuanya salah Ayden yang membawa Adisty ke luar kota tanpa pamit, namun Adisty juga termasuk bersalah karena dirinya tidak menghubungi Jingga atau yang lainnya. Adisty malah menikmati perjalanannya ke luar kota. Bahkan Adisty menerima tawaran untuk satu kamar dengan Tuan Ayden. Bodoh! Ya, memang bodoh, Adisty baru menyadari apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan.
"Aku berharap apa yang kamu katakan ini memang benar adanya, Adisty. Jadilah wanita yang selalu aku banggakan, jangan pernah berubah karena cinta. Kau perempuan baik-baik. Jangan sampai karena Tuan Ayden kau menjadi hancur," ucap Jingga seolah kecewa dengan kelakuan Adisty saat ini.
"Iya Jingga. Aku akan selalu berkata benar. Aku tetap Adisty seperti yang kamu kenal sebelumnya. Aku belum berubah sama sekali. Aku tetap menjadi sahabat baik kamu."
Jingga tersenyum kecil ke arah Adisty dan memegang tangan Adisty dengan erat. "Jangan kecewakan aku lagi, Adisty! Aku tidak suka kau menjadi nakal seperti ini."