Suara tawa Arseno kini benar-benar terdengar sangat puas. Mungkin karena dirinya tau jika Sekretaris Niko menyukai seseorang wanita yang tak lain adalah sahabat Adisty. Padahal selama ini Sekretaris Niko tidak pernah menunjukkan kesukaannya kepada seorang wanita manapun.
Sekretaris Niko menghela nafasnya dengan perlahan. Menenangkan dirinya agar tidak telalu terlihat dari Arseno. Mencoba sabar dengan sikap Arseno yang sedang menertawakan dirinya dengan sangat puas.
'Tuan, anda sedang mempermainkan orang yang sedang sakit. Ada baiknya mendoakan dirinya bukan? Ini malah anda menggoda saya dengan Nona Adisty,' batin Sekretaris Niko.
Sementara itu, Ayden yang keluar dari ruangan Arseno langsung beranjak menuju ke ICU untuk bertemu Adisty yang katanya sedang kritis.
Ayden kini melangkahkan kakinya, tepat di depan pintu ICU ada sebuah kaca besar yang menampakkan tubuh Adisty yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.