minggu sunyi telah tiba. Seluruh keluarga Lie berdoa di Litang. Kedamaian tempat suci itu membuat Yuan li merasa tenang. Walaupun sikap Rahel yang kasar hari lalu sempat membuatnya rancu. Wanita seperti yuan li sangat sensitif terhadap perasaan. Bukan hanya soal Rahel, Tapi kepada semua orang yang menyentuh hati yuan.
Setelah melaksanakan peribadatan. Ayah Yuan li sebagai pemimpin keluarga memberikan ceramah sebagai motivasi dalam menjalani kehidupan. Tidak seperti kebanyakan orang. Bagi yuan li hari minggu bukanlah hari libur. Banyak kegiatan yang telah menanti yuan setelah usai dari litang. Jadwal les yang padat telah di persiapkan keluarga Lie sejak usia yuan masih dini.
Kegagalan tidak memiliki toleransi dan orang yang tidak mampu adalah orang yang tidak berarti. Filosofi keras keluarga Lie selalu saja mengekang Yuan li. Garis keturunan yang tidak memiliki hak untuk memilih. Melainkan menjalankan misi untuk sukses. Seperti itulah jalan hidup yang ditetapkan untuk Yuan Li.
Tiba saatnya berangkat les. Yuan Li berpamitan dengan Orang tuanya.
"Dah ma... Dah pa".
"klik " Menutup pintu mobil.
Tiga puluh menit lagi les akan dimulai. Fikir Yuan Li lebih baik membeli permen Mint kesukaannya terlebih dahulu di luar. Dengan samar yuan mendapati Rahel sedang berkelahi dengan anak dari SMA lain di tengah Gelora. Apalagi perkelahian itu tidak seimbang. Pusat Gelora seakan di kuasai oleh rahel. Yuan li segera melerai perkelahian mereka.
"plak" Anak dari SMA lain itu menampar pipi Yuan".
"Kalian semua pada bego apa ? " Yuan Li geram.
" Mau sok jadi jagoan ! " Teriak lelaki SMA lain.
Melihat raut wajah Yuan Li yang memerah hampir mengeluarkan air mata. Rahel memeluk tubuh Yuan Li dengan erat sembari mengelus-elus kepala Yuan. Wanita itu membiarkan tubuhnya larut dalam pelukan Rahel.
"Shin, 'Hajar ' Seru Rahel Memanggil Tangan kanannya".
" heh, siap bos" Shin menjawab perintah tuannya.
Terjadilah tawuran antar murid SMA di dalam Gelora. Sementara Rahel dan Yuan Li mengasingkan diri dari tempat terkutuk itu. Rahel membawa Yuan Li duduk di atas kursi penonton.
"Seru kan liat orang berantem hahaha" Otak eror nya Rahel bereaksi.
" Lucu ya bisa ketawa! " Yuan kesal.
" Bisa ngga si, sehari aja kamu ngga bikin masalah hel" Pinta Yuan Li menanyakan.
"Bisa aja tuh kalo kamu mau cium aku nih" Rahel bercanda.
Yuan Li mendekatkan wajahnya menatap Rahel. Kemudian mencium bibirnya rahel. Tidak tanggung-tanggung Yuan Li memberikan damage. Yuan memeluk Rahel.
" Eh serius" Rahel heran. Pelukan itu terasa semakin hangat dan damai. Rahel pun mengeratkan tangannya sambil memejamkan mata. merasakan dagu Yuan Li pundak kanannya Rahel. Suasana itu berlangsung cukup lama. Tiba-Tiba Rahel merasa aneh dengan pundak sebelah kiri. Perlahan keduanya membuka mata dan terkejut. Anak buah Rahel telah berkumpul mengelilingi aksi pelukan tutup mata itu. Sedang murid dari SMA lain telah terkapar kehabisan energi.
"Bos, mantap bos" Ucap Shin memberi dukungan.
Semua orang di sekitar bersorak-sorak. Memberi semangat untuk ketua geng. Yuan Li dan Rahel hanya tersenyum tersipu malu. Rahel kemudian membubarkan keramaian itu dan mengajak Yuan Li pulang berdua saja.
dalam perjalanan pulang Rahel menghentikan langkahnya dan mengajak Yuan Li masuk ke dalam minimarket. tempat Rahel membeli rokok tempo hari. Yuan Li lalu mencubit Rahel dan melarangnya membeli rokok. Kali ini Rahel menuruti perkataan Yuan Li. Keluarlah mereka berdua dari minimarket tanpa membeli apapun.
Sebelum memasuki gang rumah mereka. Yuan Li berkata "Ayo ngomong ". Rahel bingung harus berkata apa. kemudian Yuan Li bertanya "Aku siapanya kamu". Rahel tambah bingung karna tidak peka. kemudian " Yuan Li berkata lagi 'Ya udah kalo ngga mau bilang'bilang', anggep aku ngga pernah nyium kamu". Barulah Rahel merasa cemas bukan karena nyambung dengan ucapan Yuan Li. Tetapi karena takut tidak bisa mencium Yuan Li lagi.
Akhirnya Rahel membuka mulut. " Aku boleh jadi pacar kamu Li ?". Mendengar ucapan Rahel, Senyuman terlukis di wajah Yuan li. "Boleh kok, hel" Jawab Yuan Li dengan segera. "Tapi ada syaratnya".
" Hah... Pake syarat segala emang dukun! " Rahel menjawab Spontan.
"Ngga mau juga ngga papa kok! " Tegas Yuan Li. Rahel pun menyanggupi syarat dari Yuan Li. dan mereka berpacaran. Perasaan Yuan Li kalau itu sangat bahagia. Entah kenapa Yuan mau mencintai lelaki bodoh yang sering bertindak menggunakan kekuatan fisik. Hari menjelang gelap. mentari telah menyingsir dari awan-awan langit dunia. Pasangan muda itupun akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Di kediaman keluarga Li. Suasana terlihat sedang tidak baik. Bahkan dari kejauhan Yuan Li mampu merasakan firasat buruk itu. Benar saja, Ayah Yuan telah menunggu kepulangan Yuan. Di hampiri nya dari jangkauan mata. Dan menampar Yuan Li. Ayahnya sangat marah karena mengetahui Yuan Li tidak masuk les hari ini. Bahkan kemarahan itu meluap ketika adik Yuan Li memberitahukan kebenaran Yuan Li bergaul bersama Rahel.
Ayah Yuan mengurung Yuan di dalam kamar dan menguncinya tanpa memberi makan Yuan sedikitpun hingga Yuan mengakui kesalahannya. Akan tetapi bagaimana mungkin Yuan Li mengatakan yang sejujurnya. Bahwa Yuan telah berpacaran dengan Rahel. Ayahanda pasti sangat geram.
Yuan terpaksa membisu bersama kegaduhan malam. Mungkin ini hukuman karena telah melanggar aturan keluarga Lie. Berapa kalipun Ayahanda bertanya kejadian yang sesungguhnya. Yuan Li tetap bungkam. Walaupun dirinya tau hukuman selanjutnya akan lebih menyiksa.
Hari telah berganti. Di sekolah Rahel tidak mendapati Yuan Li di kelas. Rahel mencoba bertanya kepada murid lain. mereka mengakatan bahwa Yuan Li sedang sakit. Padahal itu hanya alasan yang di buat-buat oleh Ayah Yuan. Sepulang dari sekolah Rahel memberanikan diri untuk menjenguk Yuan Li. Namun di depan pintu gerbang rumah Yuan Rahel mendapat semprotan keras dari Ayah Yuan Li.
Karena sudah terbiasa mendapat perlakuan buruk. Rahel tidak menggubris Ayah Yuan yang sedang marah besar. Kemudian dengan bodohnya Rahel memanjat pagar rumah milik Yuan Li. Semua itu di lakukan semata-mata hanya untuk melihat kondisi Yuan Li. "Dasar berandalan kurang ajar" Sebut Ayah yuan yang melihat tingkah Rahel memanjat pagar. Ayah Yuan Li memasuki rumah dan menutup pintu.
Setelah berhasil menerobos masuk pagar yg runcing itu. Rahel Melempar jendela kamar Yuan dengan buah pisang yang di belinya sebelum datang ke rumah Yuan. Mendengar kegaduhan di luar. Yuan Li yang lemas menengok ke luar jendela. Melihat Rahel ada di depan rumahnya. Senyuman mulai terukir di bibir pucat Yuan Li.
Lalu datanglah Ayah Yuan kembali. Dengan gagah Ayah Yuan membawa samurai legendaris andalannya. Samurai peninggalan dinasti Tang itu di pamerkan guna menakut-nakuti Rahel. Alhasil Rahel pun berlari sekuat tenaga meninggalkan Tempat Yuan Li.
Bersambung...