Rangga datang dengan membawa tiga gelas air putih seperti permintaan Adel. Rangga meletakkan minuman minuman tersebut ke atas meja.
"Silakan diminum."
Rasa canggung dirasakan Rangga. Bagaimana tidak, mereka tidak ada yang berbicara dan malah hanya menatapnya. Memangnya Rangga ini apa? Begitulah kira kira isi pikiran Rangga.
Ia melirik pada bocah laki laki yang paling sering menatapnya. "Kenapa nih bocah? Mukanya judes gitu. Sama kayak bapaknya. Buah jatuh emang tidak jauh dari pohonnya," batin Rangga.
"Kakak namanya siapa?" Tiba tiba Theo bertanya saat Rangga akan pergi dari sana.
Niat untuk segera pergi pupus sudah. "Etdah, kenapa nih bocah malah nanya nama sih? Emangnya penting apa?" Lagi lagi Rangga membatin.
"Nama kakak, Kak Rangga," jawabnya singkat kemudian pergi dari sana.
"Ohh." Theo menganggukkan kepalanya.