Adel merasa terabaikan sejak kedatangan Meisha. Dava lebih banyak berbicara pada wanita itu ketimbang dirinya. Mereka ayisk sekali mengobrol hingga Dava melupakan kalau Adel hendak pulang.
"Anaknya sakit tapi dia malah asyik bicara dengan wanita lain. Ayah macam apa Dava ini? Dan si Meisha itu, kenapa juga malah datang ke sini dan mengobrol dengan Dava? Dia ke sini untuk menjenguk Theo atau hanya mengobrol dengan Dava?" batin Adel yang merasa kesal.
"Ayo ke atas. Akan kuantarkan je kamar Theo," ujar Dava dan ia pun berdiri diikuti Meisha. Dava menatap Adel. "Aku dan Meisha akan ke atas. Kau mau ikut tidak Adel?" tanya Dava.
Adel jelas saja menggeleng. "Tidak. Aku akan tunggu saja di sini."
"Baiklah kalau begitu. Ayo Meisha kita ke atas."
Perasaan Adel makin dongkol. Ia terus saja melihat kepergian dua orang tadi hingga hilang dari pandangannya. Semenjak ada Meisha, perasaan Adel menjadi tak karuan. Setiap detik ada di rumah Dava, semakin menyebalkan rasanya.
