Happy reading
*****
Sedangakan Evan yang menunggu di mobil sedari tadi, kini mulai bosan. Pria itu beberapa kali menguap. Sesekali pandangannya memandang ke arah panti.
"Ck! Sedang apa Aldrich di dalam." Evan hendak mengubungi Aldrich, tetapi ponselnya kehabisan baterai. "Sial! Kenapa saat dibutuhkan benda ini harus mati? Dasar tidak berguna."
Dengan sangat terpaksa Evan menunggu, djtemani rasa bosan yang kain menggerogoti dirinya. Pikirannya kembali pada saat ia melihat Chris yang keluar dari sana dengan sudut bibir terluka. Tatapan Evan juga tampak kesal.
"Apa terjadi pertengkaran di sana? Apa jangan-jangan, Aldrich ketahuan. Ya, mungkin saja. Pria itu memiliki emosi yang berapi-api dan sulit dikendalikan. Ya, terserahlah. Yang penting aku sudah membantunya. Kalau Aretha tak melirik Aldrich, sudah takdir," batin Evan.