Happy reading
*****
Terlintas di ingatan Aldrich tentang ucapannya sepulang dari pesta. Ia memejamkan mata mencoba mengusir memori itu, tapi kata-katanya begitu terngiang-ngiang.
"Benarkah yang kukatakan itu? Dan kenapa aku mengatakannya?" ujar Aldrich pelan.
Robert yang berada di ruangan yang sama pun melihat Aldrich sedari tadi. "Ada apa Tuan? Sepertinya Anda sedang memikirkan sesuatu?"
"Menurutmu orang sepertiku bisa menyukai seseorang?"
Pergerakan jari Robert di atas keyboard pun terhenti. Kini atensinya terfokus pada tuannya. "Tidak ada yang mustahil di dunia ini, Tuan. Anda menyukai seseorang?"
Aldrich terkesiap. Ia menyadari kata-katanya. "Apa maksudmu? Tentu saja aku tidak menyukai siapa pun! Aku hanya iseng bertanya. Apa salah?"
Salah-satu sudut bibir Robert terangkat ke atas. "Saya hanya bertanya, Tuan. Saya tidak menilai Anda menyukai seseorang. Kenapa Anda begitu sensi?"