"Bisakah kau ... bisakah berhenti bekerja di sana?" pinta Denaya. Wajahnya penuh mengisyaratkan permohonan.
Dengan berat hati Arethe menggeleng. "Maaf, Bi, aku tidak bisa. Bukannya aku ingin bekerja terus menerus di sana. Hanya saja ... berhenti sekarang tentu tidaklah baik. Setidaknya, aku harus bertahan untuk satu bulan."
Bahu Denaya menurun. Ia sangat sedih mendengarnya. "..., tapi berjanjilah pada bibi. Kau akan berhenti bekerja di sana setelah mendapatkan pekerjaan yang lain. Kau mau 'kan?" bujuk Denaya. "Bibi akan membantumu. Jangan menolak permintaan Bibi, Nak."
Aretha mengangguk. "Tentu saja Bibi. Sekarang Bibi pergi ke kamar dan beristirahatlah."
Denaya mengangguk pelan sebagai jawaban. Meski berat mengijinkan Aretha bekerja di club, tetapi dirinya tak berdaya dan tak punya pilihan lain.
"Semoga Tuhan melindungimu dari orang-orang jahat," batin Denaya.
*****