•note : bahkan, ketika seorang manusia tidak memiliki pilihan pun, dia tetap berjalan. Mati bukanlah pilihan, itu adalah kebodohan jalan menuju neraka jahanam.
Diam, tak ada yang dapat Anka katakan lagi. Cowok itu masih setia dalam bungkamnya, enggan berbicara lebih banyak lagi.
Baginya, memikirkan ancaman dari papanya itu tidak berguna, beliau hanya ingin di turuti tanpa mau mengerti.
"An, are you, oke?" tanya Caca.
Ia menoleh, menatap gadisnya itu lalu menghela nafas pelan.
"Gue, cuma takut hal yang gue pikirin, terjadi, Ca," jelasnya.
"Apa yang kamu pikirin?"
Hening lagi, cowok tampan itu memalingkan wajahnya ke arah depan, menatap permainan jungkat-jungkit.
"An," panggil Caca.
"Kamu kenapa, sih? Kalau bawa aku ke sini cuma buat sedih-sedih, mending nggak usah aja sekalian!" lanjutnya memprotes, aish! Ngajak jalan tapi malah sedih-sedihan di sini.
Sontak, Anka langsung sadar, ia menoleh cepat lalu menggelengkan kepalanya cepat.
"Gue nggak bermaksud," ujarnya.