•note: Tangis air mata jatuh berderai namun kamu tetap melangkah menginjak duri tajam yang menusuk hingga terlalu dalam. Mengejar sesuatu yang tidak pasti hanya membuat hidup dengan raga tanpa nyawa. Berkali-kali jatuh namun tetap ingin menggapai.
"Ca, pulang bareng gue, yuk!" ajak Kelvin, cowok itu menawarkan tumpangan pada Caca yang datang menghampirinya. Atau lebih tepatnya menghampiri Anka.
"Anka! Nebeng, boleh?" tanyanya Caca mengabaikan tawaran Kelvin.
Yang di panggil hanya diam saja sembari menatap Caca datar lalu membuang pandangannya ke arah lain.
Galih mendengus, dia menarik tangan Caca, membawa gadis itu mendekat padanya.
"Pulang bareng gue aja, Ca. Nggak usah bareng dia," kata Galih menyindir.
"Bareng gue aja, Ca! Gue mau ajak Lo jalan-jalan!" sahut Kelvin menawarkan tumpangan lagi.