• note : terlalu sering kecewa sampai lupa caranya bahagia.
Sesuai janji, sepulang sekolah Caca mengajak Anka untuk jalan berdua. Sebelum lonceng pulang berbunyi, ia sudah siap-siap membereskan segala alat tulisnya dan ketika bel berbunyi dengan cepat ia berlari keluar dari kelas untuk menyusul Anka di depan kelas cowok itu.
Ia harus gerak cepat, agar semua rencananya berjalan dengan mulus untuk mengubah hari ini menjadi harinya yang lebih dulu untuk menunggu. Aneh, tapi begitulah Caca.
Ketika sudah berada di depan kelas Anka, ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Oke! Hari ini tidak boleh gagal! Anka harus ia anggap perempuan yang harus ia bahagiakan!
Saat satu persatu siswa-siswi keluar dari kelas, Caca celengak-celenguk melihat kebelakang mencari keberadaan Anka dan ketika melihat cowok itu berjalan paling belakang bersama dua curutnya, bibir Caca langsung tersenyum lebar.
"HAI!" sapanya.