Larry tersentak tetapi bahkan tidak berkedip, menatap Boby dan sudah menggeser tangannya ke atas lengan Boby. Larry tahu setiap inci kulit Boby. Tahu bekas luka mana yang sakit ketika dirangsang terlalu keras, mana yang menggelitik, dan telah berhasil menghafal semua itu untuk menyentuhnya dengan tepat.
"Aku akan membunuh orang yang berani menyentuhmu, dan kau tahu aku mampu mengambil nyawa," katanya, tapi senyum tidak pernah lepas dari wajahnya.
Larry bukanlah pembunuh yang kejam, tetapi kebohongan yang lucu itu masih membuat Boby menciumnya. Mungkin tidak tepat baginya untuk menganggap pernyataan kecemburuan ini panas, tetapi kesendirian masih segarkonsep dalam pikiran Boby. Dia ingat bagaimana rasanya percaya bahwa tidak ada yang akan posesif lagi padanya. Bahwa tak seorang pun akan menginginkan dia cukup untuk mengklaim dia lebih lama dari beberapa saat kesenangan.
Betapa jauhnya pikiran itu sekarang!