"ibu aku baru saja kembali". ucap jian kepada ibunya yang sedang merapikan tempat tidur
"ibu aku mau menceritakan sesuatu ketika aku sedang berjalan menuju pulang ke istana". lanjut jian kepada ibunya yang belum merespon perkataann jian.
"kenapa ibu diam saja?". tanya jian kembali.
ketika ibunya berbalik ke arah sisi lain, jian kaget dia melihat bahu ibu nya yang memar merah.
"ibu apakah sewaktu aku keluar ada yang menyakitimu? inikan bekas cambukan bu". ucap jian kepanikan sambil mengambilkan obat-obat tardisional yang ada di istana.
jian hendak mengobati punggung ibunya yang memar, namun ditepis oleh ibunya.
"sudah ibu tidak apa-apa , beginilah nasip seorang pelayan mau tidak mau kita harus menerimanya". ucap sang ibu sambio menitikan air matanya.
"tidak bu, kita juga manusia kita disini berkerja untuk menghasilkan upah bukan untuk disiksa". ucap jian sambil mengoleskan obat di punggung ibunya.
"kalau terus-terusan begini aku tidak akan diam lagi bu, aku kan memberontak ". kata jian
yang mengepal jemarinya.
"jangan jian kalau kamu masih mau melihat ibumu hidup berhenti untuk berencana melawan orang-orang yang berkuasa itu." jelas ibunya.
"tapi buu... aku gabisa liat kondisi ibu yang selalu kaya gini". ucap jian
"udah terima aja nak ibu iklas asalkan putri ibu tidak menjadi anak gelandangan diluar sana". ucap ibu jian yang kemudian memeluk putrinya.
jian menangis dipelukan sang ibunya, ketika jian hendak keluar dari kamarnya dia tidak sengaja melihat ke arah pintu yang terbuka.
Jian melihat Raja dengan pelayannya yang sedang melakukan hubungan badan tiba-tiba jian di kejutkan oleh sang ibunya.
"kamu kenapa masih berdiri disini". ucap ibu jian yang hanya seorang pelayan di istana ini.
" sstttt ibu liat ituu Raja memulainya lagi dengan pelayan barunya." bisik jian sambil menyondongkan bibirnya ke arah kamar itu.
"kamu jangan ikut campur dengan masalah ini bisa-bisa kamu dihukum mati sama raja ". jawab ibunya sambil menarik tangan jian untuk pergi dari tempat itu.
"jian kamu dengar ibu, kamu jangan sesekali berkliaran di hadapan raja kamu pahamkan maksut ibu". ucapnya.
Jian mengangguk dia paham maksut dari ibunya, bahwa raja tidak bisa menahan nafsunya jika melihat gadis cantik yang lalu lalang di hadapannya.
walaupun jian tinggal di istana ini, selama dia beranjak dewasa dan menjadi gadis cantik ibunya selalu mengingatkan nya untuk tidak lewat di hadapan Sang Raja bahkan ibunya bilang jika dia melihat raja, dia harus bersembunyi atau menunduk sampai raja menghilang dari hadapannya.
Ibu jian mengelus kepala jian sambil meneteskan air matanya.
"maaf kan ibu jian, karena ibu kamu hidup seperti ini bahkan kamu harus menghindar dari ayahmu sendiri. Ibu takut kalau Raja melihatmu dan kemudian menyentuhmu nak jika itu terjadi ibu ga akan bisa memaafkan diri ibu karena raja adalah ayah kandungmu". gumamnya dalam hati.
"ibu kenapa nangis?". tanya jian
"ibunya rindu sama ayah kamu ". ibu jian belum bisa memberitahukan fakta yang sebenarnya.
Karena ibunya takut kalau jian akan dalam masalah besar.
Terutama akan menjadi ancaman bagi permaisuri.
23 tahun yang lalu.....
Permaisuri sedang tidak berada di istana, dan beberapa pelayan dan pengawal ikut bersamanya.
Di istana hanya tinggal sang raja dan beberapa pelayan lainnya.
Saat itu sang raja dan permaisuri sering ribut karena permaisuri tidak bisa memberikan raja keturunan yang akan menjadi ahli waris tahtanya.
hingga permaisuri sering keluar dari istana untuk mencari udara segar dengan mengelilingi wilayah timur hingga kependesaan.
Hari dimana permaisuri pergi, sang raja mengamuk dia marah besar kepada isterinya.
karena permaisuri hanya mementingkan ketenangannya sendiri tanpa bisa memuaskan sang raja.
***
Di dalam kamar Raja memanggil beberapa pelayan, kemudian dia memilih salah satu
pelayan yang menurutnya cantik dan putih.
Sang raja memilih seorang pelayan yang bernama han-jiah dia memiliki tubuh yang indah.
Raja menyuruh para pelayan untuk mempersiapkan air mandi dengan beberapa hiasan.
Para pelayan mengisi bak mandi dengan air susu.
Setelah pengisian air selesai para pelayan keluar .
Tinggallah sang raja sendiri dan kemudian raja memanggil sosok wanita dari balik tirai.
wanita itu adalah han-jiah dia menghampiri raja yang duduk di tempat tidurnya.
"malam ini kamu milikku dan aku rajamu ". ucap sang raja dengan nada menggoda.
wanita yang bernam han-jiah ini sangat menyukai Raja dari pertama dia memasuki istana ini.
Ke inginan han-jiah yang selama ini terpendam akhirnya terwujud.
Dulu han-jiah selalu menghayalkan tubuhnya di sentuh oleh sang raja.
Malam ini dia begitu bergairah untuk memuaskan hasratnya yang terpendam lama.
"kenapa kamu berdiri begitu jauh. mendekatlah ". ucap sang raja
Han-jiah mendekati sang raja yang tengah duduk di kasurnya.
Sang raja memandang seluruh tubuh hanjiah yang masih tertutupi dengan bajunya.
Raja mendekatkan bibirnya dengan bibir hanjiah .
Kemudian raja mencium wanita yang akan memulih nafsunya malam ini.
Raja dan han-jiah saling menukarkan salivanya hingga suasana semakin panas dan bergairah.
Raja meniduri han-jiah hingga mereka kewalahan dan tertidur dengan tubuh kosong tanpa pakaian ditubuhnya.
Keesokan paginya hanjiah terbangun lebih cepat dari pada sang raja.
Dia memandang wajah sang raja dengan penuh cinta.
"akhirnya aku bisa memilikimu sekarang". gumam han-jiah sambil menindihkan setengah badannya di atas tubuh sang raja yang bidang itu.
Han-jiah bangkit dari ranjangnya dan menggati pakaian.
Dia keluar dari kamar sang raja sebelum permaisuri datang melihat keberadaannya.
Sang raja yang masih tertidur pulas dengan tubuh yang hanha diselimuti kain.
Itu sudah biasa bagi istri sahnya, namun jika istri sahnya melihat siapa perempuan yang selalu bersama suaminya. Dia tidak akan tinggal diam dan membunuhnya .
Dari jauh terlihat segerombolan memasuki istana.
Itu adalah permaisuri yang baru tiba.
Kemudian permaisuri memasuki singgahsana namun dia tidak melihat keberadaan raja .
Kakinya melangkah menuju kamar raja.
Dan dia melihat raja yang masih tertidur pulas dengan tubuhnya yang terbuka.
Tak asing pemandangan itu dari sosok permaisuri ini, dia sudah sering melihat kelakuan suaminya seperti ini.
Dayang yang selalu ikut kemana pun permaisuri pergi dia membangunkan Rajanya.
"Raja... tuan permaisuri sudah tiba". ucap dayang pasutri.
Mendengar sebutan permaisuri sang raja membukakan matanya dan menatap wajah sang istri.
"hmm... wahh istri dari seorang raja baru saja pulang dan semalam dia bermalam diluar dengan pria lain." ucao raja yang bangun dari tidurnya sambil menepuk kedua tangannya .
Seri yang biasa di panggil permaisuri menatap jijik sang raja .
"Seolah-olah kamu selalu setia padaku wahai tuan raja" ucap istrinya yang merasa jijik dengan tingkah laku nya.
"aku kemari bukan untuk berdebat denganmu , aku kemari untuk memberi tahumu bahwa Raja dari krishpatieh-yuel mengadakan pertemuan siang nantik diistananya". ucap seri lalu meninggalkan sang raja dari kamarnya.
**