Seri meninggalkan kamar Sang raja. ketika dia hendak keluar dia melihat sesuatu yang familiar baginya.
Kemudian dia mendekati benda itu, sang raja memerhatikan langkahnya yang menuju ketempat persembunyian wanita gelapnya.
"gelang?". gumamnya dalam hati lalu mengambilnya.
Raja kaget ketika Seri memegang gelang milik Jiah yang jatuh dibalik tirai merah itu.
Seri seperti mengingat sesuatu dimana dia pernah melihat gelang ini. "Ji-ah?". ucap Seri wajahnya memadam murka tanpa bertanya lagi kepada sang raja Seri menghampiri Ji-Ah yang sedang membersihkan kamarnya.
Seri dan Ji-Ah saling mendendam satu sama lain.
Seri dendam karena dia iri kepada pelayannya yang lebih cantik darinya bukan itu saja Seri sangat membenci Ji-ah karena dia dayangnya Raja yang selalu berada di belakang Raja. Sedangkan Ji-ah cemburu kepada Seri yang di nikahkan oleh Sang raja.
Impian Ji-ah untuk menjadi permaisuri di istani ini gagal karena Sang Ratu ibundanya Sang Raja lebih menyukai Seri dari pada Ji-ah . Seri bukanlah dari bangsawan hanya saja dalam dirinya ada aliran darah bangsawan karena dia anak dari hubungan gelap sang ibunya dengan keturunan bangsawan di masa lalu namun keluarga istana Roma tidak ada yang mengetahui akan hal itu. Sang Ratu lebih memilih Seri ketimbang Ji-ah yang berasal dari keluarga miskin dari jaman nenek moyangnya.
Hanya ji-ah yang mengetahui kebenaran Seri namun dia tetap menjaga rahasia itu, dia akan memanfaatkan itu sebagai senjata untuk menjatuhkan nya suatu saat nanti.
Kali ini Ji-ah lolos dari Seri yang hendak membunuhnya karena telah berani menggoda suaminya. Namun di hadang oleh sang raja mengikutinya tadi." kamu tidak berhak melarangku untuk menghabiskan malamku dengan siapapun termasuj Ji-ah". ucap Sang raja yang berdiri di belakang Seri
Mendengar kata itu Seri terdiam mematung dan menjatuhkan air matanya, kali ini suaminya benar-benar akan berpaling darinya. Ji-ah tersenyum sinis kepada Seri. "kamu dengar itu?sebentar lagi posisi kamu akan hilang". bisik Ji-ah yang kemudian berlalu dari hadapan Seri.
Seri terlihat kesal dengan nada sombong yang Ji-ah lontarkan kepadanya.
"liat saja nantik wahai pelayan gila. Tunggu pembalasan dariku aku akan membuatmu menyesal seumur hidup."gumam seri sambik menyeka air matanya.
Hingga suatu hari Ji-ah hamil anak dari Sang Raja. Dia berpikir ini adalah jalan untuknya menjadi permaisuri di hati raja juga di kerajaan ini. "Aku ingin berbicara hal yang penting". ucap Ji-ah yang menemui raja secara diam-diam karena sang Ratu ibunda dari Raja ada di istana dia tidak mau Ratu melihatnya bertemu dengan Raja.
Kemudian mereka berjalan ke arah yang sepi tak terlihat bahkan tai terdengan oleh orang lain. "kamu mau membahas apa? bukan kah kamu tau di istana sedang ada ibuku?". Ucap Sang raja kesal
"aku tahu itu makanya aku mengajakmu kesini". ucap ji-ah
"baikalah , apa yang ingin kamu bahas?". Tanya Raja
"aku hamil dan ini anak kamu". ucap Ji-ah dengan bahagia.
Dia berpikir hidupnya sebagai pelayan akan berakhir. Namun apa yang terjadi?.
"aihh kamu hamil di waktu yang tidak tepat." mengepal genggamannya.
"kamu tau kan ibuku tidak suka denganmu dia juga mengetahui hubungan gelap kita makanya dia kembali ke istana. Jika dia mengetahui akan hal ini pasti dia akan membunuh bayi kita". ucap Raja
Air mata Ji-ah menetes dia merasakan sakit dengan kata-kata Sang Raja, maksut dari katanya tadi Sang raja tidak bisa menikahkan dia selama ibunya masih membencinya.
Dibalik tirai yang ada diruangan itu terlihat seorang dayang yang selalu mematai gerak gerik Ji-ah. Dia adalah suruhan Ratu ibundanya Sang Raja.
"wah dapat kabar yang oaling menghangatkan ini".gumam sang pelayan yang sebagai penguntit itu.
"jadi aku harus bagaimana ? aku tidak ingin menahan malu dengan mengandung tanpa suami". ucap Ji-ah sambil menangis.
"Sabarlah aku akan mencari cara untuk hal ini aku pergi dulu takutnya ada yang melihat kita". ucap sang raja yang mengayun bibirnya ke arah bibir Ji-ah.
Lalu Sang Raja keluar dari ruang rahasia itu dan meninggalkan Ji-ah yang menangis tersedu-sedu.
Kemudian Ji-ah juga meninggalkan ruangan itu. Sang dayang suruhan Ratu ikut keluar setelah mereka menghilang dari tempat itu dengan hati-hati agar tidak terlihat mencurigakan. Dia berlari ke arah kamar Sang Ratu. "Ratuuuuu.... Ratuu.... dimana sih dia". ucap dayang sambil melirik ke arah sudut kamar Ratu. "ada apa? kenapa kau terlihat seperti sedang dikejar setan". tanya ratu yang keluar dari ruang pemandiannya bersama menantu kesayangannya. "wah ada permaisuri juga bakal mendidih ni darah mereka dua-duanya". gumam dayang yang beranama sio-jin sambil tersenyum cengar cengir.
"Ratuuu.. Ratuuu ada kabar bahagia ntah kabar duka atau kabar kehancuran ratu nilailah sendiri setelah saya menyampaikan ini". ucap sio-jin dengan nafas terengah-rengah setelah berlarian.
"kabar apa yang akan kau perdengarkan kepada". ucap penasaran sang ratu
Sio-jin menarik nafasnya dan mulai berbicara kepada kedua wanita yang menduduki tahta inu tersentak kaget serta syok. " Serius? bagaimana ini bisa terjadi dengan begitu cepat". ucap Ratu dengan mimik kaget dan melihat ke arah Seri.
"Semua telah terjadi dan aku akan meninggalkan kedudukan ini". ucap seri dengan nada sedihnya dihadap sang ratu .
Ratu tidak bisa melihat menantu kesayangannya teralihkan.
"tidak sayang...kamu tenang aja biar ibu yang menagatasi semua ini, gimanapun caranya mereka tidak bisa bersama". ucap Ratu sambil memeluk Seri, pandangan seri mulai melicik dia hanya berpura akting sedih dihadapan mertuanya agar dia mendapatkan pembelaan khusus.
Sang Ratu sudah merencanakan sesuatu, dia menyuruh pelayan untuk memanggil anaknya ke kamarnya. " Yang Mulia maaf telah menggagnggu waktumu istirahat tapi Yang mulia ratu memanggil Yang mulia raja ke kamarnya." ucap pelayan yang membungkuk badannya. Raja bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kamar ibunya.
Tok...tokk....tokk
Suara pintu di ketuk, sang pelayan membuka pintunya dan raja memberi hormat kepada ibunya.
"kenapa memanggilku Yang mulia Ratu?adakah sesuatu hal yang akan engkau sampaikan?". tanya Raja kepada ibunya.
"wahai anakku apakah engkau tau wilayah barat dengan selatan sedang merencanakan penyerangan secara diam-diam untuk saling berlawan ". ucap ibunya
"ya aku mengetahui itu apakah ada masalah dengan itu?". tanya Raja
"aku ingin mengutuskan pasukan kita untuk membantu kerajaan krishpatih-yuel". ucap ibundanya yang membuat raja kaget
"ibu apakah aku tidak salah dengar ? kita dan mereka adalah musuh kenapa juga aku harus membantu mereka". ucap raja yang terlihat marah
"ibu juga berpikir seperti itu tapi bukankaah lebib bagus kita membantu musuh kita disaat mereka keulitan ? itu juga akan mudah bagi kita mengetahui kelemahan musuh kita". Ratu meyakinkan anak nya.
"kalau memang itu awal dari rencana kita baiklah bu akukan ikut ke medan perang ".
ucap raja
Sang Ratu terlihat bahagia karena rencananya untuk mengirim Raja ke meden perang yang berlangsung 1 tahun itu berhasil.
"rencana pertama berhasil selanjutnta rencana kedua". gumam Ratu dalam hati.
***