Nicko memandang Karla dengan tatapan lunglai. Dia masih belum percaya cewek itu mau pergi jauh. Harusnya Nicko senang, itu artinya Karla mulai mengepakkan sayapnya sendiri. Selama ini cewek itu tidak pernah bergeser sedikit pun dari sisinya. Dari jamannya TK, SD, SMP, hingga SMA sekarang, mereka selalu bersama, tak terpisahkan. Di mana ada Nicko, maka di situ ada Karla. Bahkan jika mereka mendapat kelas berbeda saat kenaikan, Karla akan minta agar kelasnya disatukan lagi dengan kelas Nicko. Tugas kelompok atau apa pun, nama mereka harus ada dalam satu tempat. Tidak bisa tidak, atau ayahnya Karla akan turun langsung.
Karla anak satu-satunya, jadi ayahnya yang single parent itu begitu sangat memanjakannya. Sayangnya, sifat manja cewek itu berimbas ke Nicko. Yang anehnya Nicko pun seolah tak bermasalah dengan segala tingkah Karla padanya. Selama menurutnya benar itu tidak menjadi masalah buat Nicko.
"Lo yakin sama keputusan lo?" tanya Nicko. Rasanya masih tidak percaya.
