Rea sedang menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk saat ponselnya bunyi. Dia mengabaikan dan masih fokus menatap layar laptop. Penjualan tiga bulan terakhir mengalami penurunan. Dia akan segera mengadakan rapat dengan orang marketing untuk membicarakan masalah ini. Namun, lagi-lagi bunyi ponselnya meraung, dan mengganggu konsentrasinya.
Rea menghela napas lantas mengambil benda menyebalkan itu dari kantong blazernya. Panggilan dari Serena masuk.
"Ya, Sayang. Mom lagi kerja btw," sapa Rea saat mengangkat panggilannya.
"Sori, Mom, kalau aku mengganggu. Cuma ada sedikit masalah di rumah," sahut Serena di ujung sana.
"Ada apa, Dear?"
"Bisma mogok makan. Dia mengurung diri di kamar. Aku sudah membujuknya, tapi dia tetap nggak mau keluar."
Rea kontan memijat keningnya yang berdenyut dua kali lipat mendengar laporan Serena.
"Mungkin dia bosan dengan menunya. Mom izinkan kalau kamu bawa adikmu makan di luar."
"Sepertinya bukan itu masalahnya, Mom. Dia menginginkan sesuatu."
