Hari sudah malam kedua orang tua Kenzie dan Irene pun sudah memasuki kamar mereka masing-masing yang sudah mereka pesan. Sedangkan anak-anak mereka sedang duduk dan mengobrol di lobby Resort ini cuma hanya ada mereka saja disini sedangkan para tamu undangan yang lainnya sudah tidur. Mereka semua pun duduk berpasangan dan seperti biasa Irene dan Kenzie berpasangan walaupun Irene tidak mau tapi apa boleh buat karena tidak ada kursi yang tersisa lagi selain disamping Kenzie. Irene pun duduk dengan melipat tangannya sambil menjaga jarak dari Kenzie.
Irene juga duduk disamping Arka yang duduk berpasangan dengan Rania. Meski disampingnya ada Kakak nya tapi Irene merasa tak nyaman karena ada Kenzie juga yang duduk disampingnya. Mereka semua mengobrol dan berbicara mengenai Resort baru Kenzie dan lain-lain. Kenzie pun sesekali menimpali obrolan mereka semua kecuali Irene yang sedari tadi hanya diam saja.
"Irene, lo baik-baik aja kok dari tadi hanya diam saja?" tanya Inara khawatir.
"Gue baik-baik aja kok hanya saja gue sedikit ngantuk jadi diam aja." jawab Irene sedikit berbohong meski dirinya ngantuk tapi itu bukan alasan nya.
"Yaudah kalau kamu ngantuk mending tidur aja balik ke kamar," ujar Arka menyuruh Irene ke kamarnya.
"Hemm, yaudah aku pamit balik ke kamar." kata Irene pamit kepada Arka dan semuanya.
"Tunggu Irene kan tadi lo udah janji mau ikutan kita main game." seru Sakha tanpa berpikir panjang.
"Lo bego yah, Adek gue mau tidur dia udah ngantuk, Kha." ucap Arka memaki Sakha karna mencegah Irene untuk tidur.
"Udah, Irene kamu lanjut aja jalan ke kamar jangan dengar omongan setan ini." lanjut Arka berbicara pada Irene sambil mengejek Sakha dan membuat mereka semua tertawa kecuali Sakha yang berwajah masam.
Irene pun melanjutkan jalannya dan Kenzie pun diam-diam memperhatikan nya tanpa ada yang tau. Setelah tubuh Irene hilang dari pandangan nya Kenzie pun kembali fokus pada sahabat-sahabatnya.
"Ka, Lo kok jahat banget ngatain gue setan dan kalian semua juga kenapa ngetawain gue jahat banget sih. Kamu juga Sayang sama aja kaya mereka." rajuk Sakha Kesal kepada Inara dan yang lain.
"Itu salah lo sendiri kalau ngomong gak dipikir dulu." ucap Brian sambil tertawa.
"Udah kamu nya juga yang salah, Yang." kata Inara dan itu membuat Sakha makin kesal.
"Emang apa salah gue sih? Ada yang mau jelasin," ujar Sakha yang masih tidak tau apa kesalahannya.
Mereka semua yang mendengar ucapan Sakha barusan hanya diam dan berpikir kenapa Sakha begitu polos atau bodoh.
"Lo punya otak kan?" tanya Kenzie dan diangguki oleh Sakha dan yang lain hanya diam menunggu perkataan yang akan Kenzie ucapkan selanjutnya.
"Kenapa gak lo pake otak lo aja untuk tau apa kesalahan lo tadi." lanjut Kenzie dengan wajah datar.
Sakha yang mendengar ucapan Kenzie barusan pun ingin marah tapi tidak bisa karena dia tau jika dirinya membalas perkataan Kenzie barusan pasti Kenzie akan lebih parah membalasnya jadi untuk saat ini dia hanya diam dan menyerah. Sedangkan yang lain menahan tawanya mati-matian agar tidak keluar karena itu pasti akan makin memperburuk perasaan Sakha.
"Hahahah, kasian banget si Sakha. Kenzie memang gak pernah berubah sekali ngomong langsung pedas." ucap Arsya dalam hati.
"Udah mending kita lupain yang tadi dan soal game kita besok saja main nya karena kalau sekarang sudah malam dan kita juga pasti udah pada ngantuk kan," ujar Rania memberikan pendapat.
"Gue setuju dengan pendapat Rania barusan lebih baik kita istirahat dan besok bangun pagi-pagi untuk joging." timpal Viona mengajak mereka semua untuk joging.
"Gue gak ikut kalau joging mending gue tidur aja." kata Brian yang sangat malas kalau soal olahraga.
"Kei liat cowok lo pemalas banget diajak joging aja gak mau!! Mending lo ganti cowok aja." seru Viona membuat Brian membelalakkan matanya.
"Hemm, benar juga yah Vio." canda Keisha membuat Brian makin terkejut.
"Jangan main-main kamu, Beb. Aku gak bakal biarin itu terjadi." ucap Brian pada Keisha sambil mendengus kesal.
"Ututuh ... Sayang kamu jangan kesal dong aku akan cuma bercanda, Beb." kata Keisha sambil membuat suara dan wajah imut kepada Brian.
Brian yang melihat itu pun tak tahan untuk marah malah dia menggoda Keisha "Bebeb nya aku kok imut banget sih jadi makin cinta deh."
"huh ... dasar bucin." ejek Viona
"Bilang aja lo iri gak ada yang lakuin ini ke lo. Bilang sama Arsya dan minta sama dia sonoh." ucap Brian membuat Viona kesal.
"Apaan sih lo gak jelas banget jadi orang." kata Viona sambil bersedekap tangan.
"Udah kok kalian berdua malah jadi ribut." lerai Rania pada mereka berdua.
"Noh si Bucin Brian yang mulai duluan," ujar Viona menunjuk Brian.
"Kok gue sih bukan nya lo yah." kata Brian menunjuk balik Viona.
Viona pun hendak membalas perkataan Brian akan tetapi Arka lebih dulu berbicara dan itu membuatnya tersenyum senang "Udah dong Brian ngalah aja sama cewek."
"Iya, Beb benar yang Arka bilang. Lagian kamu tau sendiri cewek itu selalu menang, ingat." ucap Keisha mengingatkan Brian.
"Hemm, yaudah aku mah nurut saja sama kamu." jawab Brian menyerah.
Setelah itu mereka pun tersenyum karena mengingat perdebatan tadi seperti waktu dulu masa putih abu-abu. Mereka dulu selalu ribut dan berdebat walaupun itu tak penting untuk diperdebatkan akan tetapi mereka semua tetap melakukan nya meski akhirnya mereka kadang bertengkar ataupun berbaikan.
Mereka pun bangun dari duduknya dan pergi menuju kamarnya masing-masing tetapi cuma ada Kenzie dan Arka yang masih duduk disini. Setelah kepergian yang lain kini hanya tersisa keheningan Arka dan Kenzie sama-sama diam dan sibuk dengan pemikiran nya masing-masing.
"Ken, ada yang pengen gue tanyain sama Lo?" ucap Arka bertanya dengan tiba-tiba.
Kenzie pun menatap wajah Arka dan setelah itu dia mengangguk untuk memperbolehkan Arka bertanya padanya.
"Lo masih suka dengan Irene?" tanya Arka to the point.
"Kenapa lo nanya kaya gitu ke gue?" jawab Kenzie malah bertanya balik.
"Jawab aja pertanyaan gue dengan jujur," ujar Arka meminta kejujuran Kenzie.
"Kalau gue masih cinta atau engga nya!! Lo mau apa, Ka?" kata Kenzie kembali bertanya.
"Kalau lo masih cinta sama Irene mending lo lupain semua perasaan lo pada nya." pinta Arka
"Punya hak apa lo nyuruh gue buat lakuin itu." ucap Kenzie dingin dengan pandangan tajam.
Arka pun tersenyum miring pada Kenzie "Sudah gue duga reaksi lo bakal kaya gini berarti lo masih suka sama Irene."
"Dan asal lo tau, Ken. Gue punya hak buat ngomong kaya gini sama lo karena gue gak mau kalau Irene terluka untuk kedua kalinya dan itu karena lo." lanjut Arka menatap tajam Kenzie.
"Kata siapa gue bakal buat Irene terluka kembali malah gue berharap bisa perbaiki semuanya." jawab Kenzie serius dengan ucapannya.
"Dengar, Ken !! Hubungan lo dan Irene itu udah gak bisa diperbaiki." seru Arka sambil memegang pundak Kenzie.