Dirga menghela napas kasar. Memang benar, dia terlalu kasar menyikapi Abel. Akan tetapi apa yang dia lakukan selama ini seperti tidak disadari, seperti dorongan emosi yang benar-benar tidak terkendalikan.
"Cinta itu bukan kekerasan," kata Abel lagi.
"Sorry, gue 'nggak sengaja," sahut cowok itu.
"Merk*sa gue waktu itu juga 'nggak sengaja?" ketus Abel.
"Gue bakal nikahin lo," ucapnya.
Abel tersenyum miring. Menertawai kata-kata Dirga yang seperti tidak ada makna sedikitpun baginya. "Buat nyiksa gue?" tanyanya.
"Buat ngebahagiain lo," jawab Dirga pelan.
"Nggak akan bisa, karena lo cuma dendam--bukannya cinta." Abel berbalik, membelakanginya.
"Makanya kasih gue kesempatan!" seru Dirga yang kembali dikuasai emosi.
Tiba-tiba Dirga memeluk Abel dari belakang, membuat cewek itu sedikit melawan untuk melepaskan diri, tapi pelukan Dirga semakin kuat.
"Kasih gue kesempatan buat buktiin kalau bisa bikin lo bahagia," bisiknya.