"Saya tidak akan memaksamu untuk menceritakan semuanya, saya minta maaf," ucap Rasya penuh kehati-hatian.
Sementara Abel masih mencoba menenangkan diri, setidaknya--bisa berhenti terisak saat ini juga. Namun tetap saja, yang namanya luka pasti menyakitkan.
Rasya juga memberikan banyak waktu kepada cewek yang ia tidak sangka memiliki masa lalu seburuk itu. Kemudian, air mata Abel telah kering. Dia menatap laki-laki di depannya dengan mata yang merah. Tersenyum getir seakan memberitahu jika ia sudah merasa lebih baik.
"Mas Rasya menyesal 'kan, sudah menaruh rasa padaku?" tanya Abel menahan suara yang gemetar.
"Tidak. Sama sekali tidak," jawabnya diiringi senyuman lebar, "Jika memang sudah bersuami, pasti laki-laki itu tidak memperlakukan kamu dengan baik sehingga membiarkan wanita secantik ini bekerja dengan perasaannya yang hancur," lanjut Rasya.
Namun Abel menggeleng cepat. Terlihat bibir tipis itu kembali berkedut, seperti menahan sesuatu.