Tidak ada waktu senggang bagi siswa kelas dua belan di bulan ini. Sekitar Februari hingga Maret, mereka akan terus dihadapkan pada soal-soal yang tentu saja memusingkan.
Kepergian sang kakak, cukup membawa dampak besar bagi Erik. Dia kehilangan sosok penjaga dan sumber uang. Penghasilan ibu yang hanya seorang penjahit tentu saja tidak akan memenuhi kebutuhan ketiga anaknya.
Namun, sama sekali tidak terlihat raut sedih beliau. Wanita kuat yang tak pernah mengeluh. Erik merasa, harus turun tangan sekarang. Bagaimanapun ibu adalah seseorang yang harus dia bahagiakan, seperti kata almarhum kakaknya.
Memikirkan semua itu, Erik jadi tidak menyadari bila ada Lia di sampingnya berdiri. Kemudian--gadis itu menepuk bahunya seraya melempar senyum tipis.
"Nggak pulang?" tanyanya.
"Bentar lagi, seru lihatin anak main basket," jawab Erik.
"Gue lihat lo melamun tuh, bukannya nonton basket," ucap gadis itu sambil ikut menyandarkan perutnya pada teralis besi di balkon itu.