Ketika jam istirahat tiba, kafe tempat Abel bekerja bertambah ramai. Dia baru saja duduk sekitar lima menit dan harus kembali melayani setiap pendatang yang akan makan atau sekedar minum.
Banyak anak-anak SMA memenuhi hampir setengah kafe. Mereka terlihat seperti kalangan anak orang kaya. Memesan aneka jus serta spaghetti yang merupakan menu andalan di sana.
Usai menunggu chef di kafe itu selesai membuatkan pesanan, para pelayan (termasuk Abel) langsung mengantarkan ke meja-meja sesuai pesanan. Melihat segerombolan anak SMA yang akan ia hampiri, Abel tersenyum ramah saat beberapa di antara mereka menatapnya.
"Silahkan, Kakak," ucap Abel sembari menaruh gelas-gelas jus ke meja, "ada yang mau dipesan lagi?" tanyanya.
"Nggak, makasih ya," sahut salah satunya--mewakili.
"Saya permisi," pamit Abel.