Begitu cepatnya malam berlalu.
Mentari pagi sudah menyinari seluruh dunia. Ramai lalu-lalang kendaraan juga mulai menyibukkan jalanan kota Jakarta.
Sama sibuknya dengan seorang remaja yang tengah mempersiapkan peralatan sekolahnya. Lia bangun kesiangan hari itu, sampai minta Erik menjemput karena si matic selalu mogok.
Namun, Lia sama sekali tidak menyangka kalau Dirga yang datang. Mimpi apa dia semalaman? Sampai cowok itu datang lagi di hidupnya.
Dirga menunggu di teras kosan. Sesuai apa yang Erik ucapkan beberapa saat lalu ketika Lia meneleponnya.
Erik ingin memberi jarak dengan Lia supaya kakaknya percaya kalau dia benar-benar belajar di sekolah. Tidak hanya bercanda apalagi main hati dengan cewek.
Penjelasan Erik cukup membuat Dirga mengerti kalau cowok itu memang tidak akan lagi ada untuk Lia.
"Ayo, Li" seru Dirga sambil memakai helm-nya.