Kata-kata kasar mama Rosa masih terngiang-ngiang dalam ingatan Abel. Terhitung sudah dua hari dia dirawat, setelah oprasi pengangkatan rahimnya. Terlihat jelas bagaimana rasa sakit yang ia alami saat ini, mata sembab, melamun, bahkan tidak mau makan sedari sadar kemarin.
Wanita itu kini sendirian di kamar rawatnya, menatap dinding kaca menuju balkon. Tidak ada yang ia pikirkan selain ucapan-ucapan mama Rosa yang sangat keterlaluan. Seakan dia adalah wanita yang tidak berharga sama sekali di dunia ini.
"Habis ini ceraikan dia!" ketus mama mertua kepada Dani, sebelum akhirnya beliau pergi dari rumah sakit.
"Aarggh!" pekik Abel saat sampai dipenghujung rasa sakitnya.
Rambut yang tergerai sepunggung itu diremat kuat-kuat seiring pecahnya isak tangis yang menyayat hati. Tidak ada siapapun di sana, tak seorangpun bersamanya.
Cklek!
"Abel?" panggil seseorang yang suaranya sangat familiar bagi perempuan itu.