MANSION UTAMA.
Dengan sorot mata tajam, Rigel Theodoric menatap layar ponselnya, sepertinya panggilan telepon yang baru saja ia terima adalah panggilan penting.
Bagus.. Jadi kau kembali.. Aku pikir kau sudah membusuk di neraka. Batin Rigel Theodoric yang nampak terlihat kembali menghubungi beberapa nomor penting di ponselnya.
"Mari kita selesaikan masalah kita." Ucaonya menyeringai.
"Ayah.." Panggil Aillard Wren yang tiba-tiba muncul dari arah pintu masuk ruang kerjanya, cukup mengejutkan bagi Rigel Theodoric, sebab Aillard Wren nampak terengah, seperti baru saja melakukan perjalanan panjang yang menguras tenaganya.
"Apa kau sudah menyiapkan keberangkatanmu?" Tanya Rigel Theodoric berdiri di tengah ruang dengan tangan bersidekap, menatap wajah sang putra yang juga kini berdiri dengan tangan saling menggenggam di depan, kayaknya seorang prajurit yang tengah mendengarkan pengarahan dari atasannya.