Siapa dia, kenapa begitu mirip denganku, bahkan Ayah. Apa dia salah satu orang Ayah? Batin Czaren Cailean saat menyadari tatapan mata pria itu, sorot mata tajam yang juga seperti ayahnya.
"Aku... "
"Bisakah kau mengantarku ke satu tempat?" Tanya Czaren Cailean mengabaikan rasa penasarannya, bahkan ia masih memegangi dadanya yang terasa nyeri dan sesak. Ia benar-benar sekarat namun tidak ingin kembali ke Mansion. Di dalam otaknya saat ini hanyalah ingin pergi sejauh mungkin.
"Tentu saja, masuklah.. " Balas Pria tersebut yang langsung menuntun Czaren Cailean masuk kedalam mobilnya dan langsung meninggalkan tempat tersebut.
"Terimakasih, sudah menolongku," Ucap Czaren Cailean yang masih sibuk mengusap luka gores di sikutnya.
"Tidak masalah,"
"Lalu, siapa kamu? Kenapa kamu bisa mengetahui namaku? Apa kau salah satu orang suruhan Tuan Rigel?" Tanya Czaren Cailean kembali menatap wajah yang tak familiar tersebut sebelum akhirnya melempar pandangan keluar jendela.
"Wren.. "
