Sementara itu disisi lain, Zainab dan Aminah tengah menyiapkan makan pagi. Mereka mengangkatnya ke meja, menatanya agar rapi.
Tak lama, Azizah, Aminah dan Atikah turun. Mereka menatap meja makan yang sudah penuh dengan hidangan.
"Aminah, panggil Abi, Sayang. Bilang makan pagi sudah siap."
"Baik, Ummi!" Gadis bungsu Hamid itu berlari kecil, menuju halaman belakang dimana Abi dan Pamannya tengah bicara.
"Atikah, panggil Kak Haikal."
"Iya, Ummi."
"Sekalian panggil Aini, kenapa dia belum turun. Dia sudah bangun, 'kan?" tanya Zainab sambil bergerak ke arah pantry.
"Aini? 'Kan dia sudah menikah, Za."
Deg!
Langkah Zainab terhenti akibat ucapan Marwah. Dia mematung sejenak, baru ingat kalau putri satu-satunya itu sudah menikah dan sedang ada di rumah mertuanya.
Azizah menatap sendu punggung ibu sahabatnya yang tampak mematung, benar-benar merasa hilang pada anaknya yang sudah di ambil orang.