Evans mandi setelah membunuh Bruno dengan begitu sadis tanpa ampun sedikitpun.
Ini adalah pertama kalinya ia melakukan perbuatan seperti ini. Dan ia sama sekali tak menyesalinya.
Selesai mandi, ia bergegas pergi lagi membawa mobilnya.
"Kau mau ke mana lagi, Kak?" tanya Anthony yang mengejar Evans ke mobilnya.
"Aku akan ke makam ayah. Kita berjanji akan ke sana, kan?" ucap Evans.
"Kenapa kau tenang sekali? Bagaimana kalau kau ketahuan?" pekik Anthony.
"Tidak mungkin itu terjadi," ucap Evans.
"Bagaimana bisa?"
"Tenanglah. Tak ada bukti ataupun jejak di sana. Jangan pikirkan masalah itu lagi. Kau berangkat bersama yang lain nanti. Aku akan ke sana lebih dulu," ucap Evans.
"Kak ... " rengek Anthony.
Evans memegangi pipi Anthony. Ia tak ingin adiknya cengeng seperti ini.
"Dengarkan aku. Ini demi DC. Aku tak bisa membiarkan organisasi buatan ayahku hancur. Kau tak boleh lemah, Anthony. Kelak kau akan berhadapan dengan hal hal semacam ini juga," ucap Evans.