"B – Bruno," ujar Andrea gugup.
Bruno segera masuk dan duduk di depan Andrea.
"Aku tak menyangka kau sekarang akan seperti ini, Andrea. Aku salut padamu," ucap Bruno.
"Siapa yang memintamu ke mari?" Pekik Andrea.
"Tenang Andrea. Aku tak ada niat jahat. Aku ke mari murni ingin menjalin bisnis denganmu," ujar Bruno.
"Aku tak mengerti bisnis. Sebaiknya kau bicarakan ini kepada direktur kami," ujar Andrea seraya bergegas pergi.
Ia membuka pintu ruangan itu dan seketika ia terkejut karena Rendy Wijaya berada di depan pintu.
"Hallo, Andrea sayang," sapa Rendy sambil tersenyum.
"Kalian menjebakku! Biarkan aku pergi!" pekik Andrea.
Rendy mendorong perlahan tubuh Andrea agar kembali masuk ke dalam ruangan. Ia lantas masuk dan menutup pintunya.
"Rendy, apa yang kau lakukan? Aku akan teriak jika kau berani macam macam!" pekik Andrea.