Evans menurunkan kursi roda di depan pintu mobil. Ia lantas membuka pintu mobil itu dan menurunkan Andrea.
"Auw," rintih Andrea.
"Sakit?" tanya Evans.
"Iya," ujar Andrea lirih.
"Maaf," sahut Evans.
"Kenapa kau membawaku ke rumahmu. Bukan ke DC?"
tanya Andrea lirih menahan rasa sakit di bagian perutnya.
"Kau akan dirawat di sini sampai sembuh," ujar Evans.
"Bukankah di DC ada ruang kesehatan juga? Kurasa di sana sudah bagus," ujar Andrea.
Evans mendorong kursi roda itu menuju ke ruang kaca yabg ada di temanggung tersembunyi di tempat yang sama saat Evans dirawat.
"Kenapa ke sini?" tanya Andrea.
"Kumohon, diamlah Andrea," ujar Evans.
Andrea tak bertanya lagi. Sejak dari rumah sakit tadi memang ekspresi wajah Evans sama sekali tak tersenyum ataupun bercanda seperti biasa ia kepada Andrea.
Evans memasukkan Andrea ke ruang kaca miliknya mengangkat tubuhnya lalu merebahkan di atas ranjang.