"Ada apa?" Andika bertanya dengan wajah memerah.
"Bisa tolong bantu aku menurunkan ini?" Ve berbalik membelakangi suaminya. Detak jantung semakin cepat seolah hendak meledak. Sudah meminta tolong, tapi laki-laki itu tidak segera membantunya.
"Katanya bisa sendiri?" Andika maju, lalu memeluk istrinya. Ia sudah bertekad untuk tidur, tapi wanita itu justru memanggilnya. Memintanya membuka gaun pengantin yang membuat tekadnya berubah.
Ia mendorong Ve masuk ke kamar mandi dan menyerangnya dengan buas. Laki-laki itu tidak bisa lagi menahan perasaannya. Andika mencumbu sang istri hingga akhirnya seluruh kain yang mereka pakai tergeletak di lantai.
Ve tidak kuasa menolak karena laki-laki itu sudah berhak atas dirinya. Hanya saja, Dika kesulitan melakukan penyatuan karena itu adalah pengalaman pertama Ve. Andika menggendong tubuh sang istri dan membaringkan tubuh polos tanpa kain itu di atas tempat tidur.
"Pe-pelan-pelan, Dika. Aku … hek!"