"Pernikahan Ve semakin dekat. Kurung kakakku dan jangan sampai kalian kecolongan lagi, mengerti!" perintah Putra dengan wajah merah padam.
Ia belum membuka mata saat Rexy menyelinap keluar. Rasa lelah setelah mencarinya seharian kemarin saja belum hilang. Putra sudah memutuskan untuk mengambil alih posisi pemimpin mall King's sementara waktu sampai kakaknya sembuh dan bisa melakukan pekerjaannya kembali.
"Baik, Tuan muda."
Rexy terpaksa dikurung di kamar tamu yang tidak memiliki jendela terbuka. Semua jendela di kamar tamu adalah jendela mati. Dengan begitu, Putra bisa lebih tenang.
Ia akan mencari psikiater yang bisa mengobati kakaknya di rumah. Kondisi Rexy kali ini berbeda dengan kondisi tiga tahun lalu. Saat itu, setidaknya Rexy tetap menjadi orang dewasa, meski sikapnya berubah dingin dan kejam.
"Jika ada yang bertanya tentang kakakku, kalian jawab kalau dia sedang berlibur di luar negeri," kata Putra sambil mengikat dasi.
"Baik, Tuan."