"Kamu tidak ikut pulang?" Andika berdiri di samping mobil. Berat sekali untuk pulang karena Ve tidak diperbolehkan tinggal di rumahnya sampai hari pernikahan.
"Jangan manja. Kata ibu, aku tidak boleh tinggal denganmu," jawab Ve.
"Kita juga tidak melakukan apa-apa," gerutu Andika. Ia terus merajuk, berharap gadis itu luluh, dan ikut pulang bersamanya.
"Pulanglah. Besok kita masih harus mencari gaun," bujuk Ve. Ia mendaratkan bibirnya di pipi laki-laki itu. "Bersabar sebentar saja bisa 'kan, Sayang."
Andika menoleh cepat kepada Ve. Binar kebahagiaan terpancar di matanya. Untuk pertama kalinya Ve memanggil Andika seperti itu dan hal menakjubkan itu berhasil membuat Andika menuruti perintah Ve. Ia bergegas masuk ke mobil.
"Sampai jumpa besok pagi, Sayang," pamit Andika.
"Sampai jumpa. Hati-hati di jalan," balas Ve sambil melambaikan tangan.