Poppy terharu melihat Nurlena dan Astari bersedia datang menjenguk putranya di rumah sakit. Ia sudah menghina keluarga Astari saat membatalkan lamaran. Namun, kedua wanita itu berlapang dada melupakan semua masalah di masa yang sudah terlewat.
Tidak ada gunanya terus mengungkit hal itu, karena semua sudah terjadi. Bagaimanapun mereka membenci, hal itu tidak akan berubah. Astari memang tidak sempurna, sama seperti saat wanita itu menghinanya.
"Terima kasih, Tari, Bu Nur. Mari masuk," ucap Poppy dengan sopan.
Wanita angkuh itu tunduk saat putranya terluka. Bahar yang sedang duduk di samping Elang pun segera berdiri menyambut Astari dan Nurlena. Ia memersilakan Tari duduk di samping Elang. Bahar menyingkirkan kursi plastik dan mendorong Astari ke dekat ranjang rawat.
"Kalian bicaralah. Papa ada sesuatu yang harus dibicarakan di luar," kata Bahar.