Chapter 79 - Rest

Rexy kembali ke rumah. Ia masih belum menyerah, meski semua rencananya gagal total.

"Kau sudah pulang, Kak?" 

"Ya. Tidak bekerja?" Rexy sudah menawarkan pekerjaan padanya berkali-kali, tapi jawaban Putra selalu nanti saja.

"Uang papa tidak ada yang menghabiskan nanti," kelakar Putra.

"Suatu saat nanti kamu bakal menyesal, Put. Uang ayahmu memang banyak, tapi saat kau membina rumah tangga, kau harus membiayai hidupmu dan hidup keluargamu sendiri."

"Kakak bicara apa sih? Aku tidak ingin menikah cepat. Apa enaknya menikah? Kebebasanku untuk pergi bermain pasti terbatas. Aku tidak mau hal itu terjadi," jawab Putra.

"Hah, kasihan sekali paman dan bibiku karena memiliki anak sepertimu," celetuk Rexy sambil merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang.

Putra menatap dengan aneh. Semua ucapan Rexy terdengar seperti sedang tertekan. Tidak biasanya laki-laki itu membahas masa depan Putra. Ia tidak suka mencampuri urusan adik sepupunya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS