"Jangan berpura-pura! Katakan!" desak Andika yang bersiap melayangkan bogem mentah pada laki-laki itu.
"Aku tidak berpura-pura. Apa kau tidak lihat, hah? Aku bahkan tidak bisa duduk untuk membaca koran, karena asisten setiamu itu berusaha membunuhku semalam," jawab Rexy sambil menunjukkan lehernya yang membiru, memperlihatkan bekas cekikan tangan Jay tadi malam.
Andika menoleh kepada Jay dengan tatapan tajam.
"Ya, aku kesal karena dia terus saja mengganggumu. Aku mengajaknya berkelahi kemarin malam," kata Jay menjelaskan hal yang ingin diketahui oleh Andika.
Bruk!
Andika melepaskan laki-laki itu hingga kembali berbaring di sofa. Namun, ia tetap tidak mempercayai ucapan Rexy sepenuhnya. Ia dan Jay berpencar untuk mencari gadis itu. Tidak ada satu ruangan pun yang luput dari pencarian mereka.
"Aku akan mengawasimu! Jika kau tertangkap membawa Ve, kau … akan mati di tanganku!" Andika segera pergi karena tidak mendapatkan petunjuk apa pun.