Setelah menidurkan baby Kae, Ve pergi ke kamar mandi. Ia berendam air hangat untuk melepaskan ketegangan otot dan syaraf-syaraf di tubuhnya. Teringat kembali tatapan para sahabat yang tidak sengaja bertemu di resepsi pernikahan Jay.
"Hah …. Kenapa mereka seperti terbebani saat bertemu denganku? Memangnya apa yang kulakukan, sampai mereka menjauhiku seperti itu?"
Ve menggerutu kesal. Ia merasa bodoh karena harus menangisi mereka. Untuk apa? Bahkan jika dia berguling dan menangis darah, belum tentu mereka peduli, pikir Ve.
Tok! Tok!
"Sayang …. Sudah satu jam kamu di dalam. Apa tidak dingin?" tanya Andika.
Ve tidak sadar, air di dalam bak tempat ia berendam memang telah menjadi dingin. Ia menghela napas berat. Niat hati untuk tidak peduli, tapi ia justru melamun memikirkan mereka. Air telah menjadi dingin pun tidak disadarinya.
"Sebentar. Aku akan keluar nanti," jawab Ve sambil beranjak keluar dari bak mandi. Ia membilas tubuhnya di bawah kran shower.
Ceklek!