"Sudah menemukan nama untuk putra kita, Sayang?" tanya Ve sambil menyisir rambut panjangnya.
Sebelas bulan ditinggalkan, rambut wanita itu semakin panjang. Ia menyukai rambutnya yang kini sudah sebatas panggul. Ve mengepang rambutnya, lalu menyanggulnya ke atas, ditambahkan jepit rambut besar untuk menahan agar tidak lepas.
"Sudah. Aku ingin menamai anak kita dengan nama Caesar Mahardika Ozla. Bagaimana menurutmu?"
"Bagus. Kita bisa memanggilnya Kae," kata Ve.
"Ya. Panggilan itu terdengar bagus." Andika mengecup puncak kepala istrinya, lalu pergi ke kamar mandi. "Aku akan memberitahukan namanya setelah mandi. Kae akan mendengar namanya untuk pertama kali dari mulutku."
Andika memberitahu Ve untuk tidak menyebutkan nama Kae sebelum ia yang memberitahukan terlebih dulu. Ve mengerti. Ia pergi dari kamar untuk menyiapkan sarapan.