Ve menatap foto Andika sambil menangis terisak. Suaminya selalu mementingkan keselamatan orang lain dan itu konyol saat ia harus dipenjara karena dianggap lalai memperhatikan keselamatan pekerja."
Ia menggumam lirih. Jay mencari pengacara dan persidangan kasus Andika akan digelar dua bulan kemudian. Ve harus bertahan tanpa Andika sampai dua bulan kedepan.
Tok! Tok!
"Ve! Apa kau sudah tidur?"
"Belum, Jay. Ada apa?"
"Bisa aku bicara denganmu?"
Klek!
Ve membuka pintu setelah mengenakan mantelnya. Entah udara yang memang sedang dingin atau karena tidak ada Andika di sisinya? Ia merasa menggigil saat keluar dari selimut.
"Kita bicara di ruang kerja," kata Jay. Ia melangkah lebih dulu menuju ruang kerja Andika.
Ve mengikuti dengan langkah tertatih. Semakin lama, kakinya terasa semakin berat untuk bergerak. Pandangannya samar, seperti ada tirai putih yang menghalangi manik mata coklatnya.
Jay menoleh ke belakang dan memekik saat Ve tumbang.
"Siti!" panggil Jay.