Ve duduk menunggu di depan toko. Gilang sedang menelepon Andika untuk melaporkan aktivitas Ve seharian ini. Ia tidak menemani Ve karena sang nyonya majikan ingin berbicara secara pribadi dengan pemilik lukisan.
"Di luar dingin, Nona. Sebaiknya menunggu di dalam saja," ucap pemilik toko.
"Tidak apa-apa, Pak. Itung-itung sekalian cuci mata."
"Oh, ya sudah."
Pemilik toko sedang bersiap-siap menutup tokonya. Ve tidak mau menunggu di dalam karena tidak ingin mengganggu bapak pemilik toko. Sementara lukisan senja tidak ikut dirapikan karena sedang menunggu pemiliknya.
"Uhuk! Uhuk!" Seorang laki-laki memakai seragam parkir terlihat melangkah tergopoh-gopoh. Ia memakai topi hitam serta menutupi wajahnya dengan masker.
"Selamat malam, Pak," sapa Ve.
Ve duduk di tempat yang terhalang oleh spanduk, sehingga wajahnya tidak terlihat. Namun, laki-laki itu mengenali suaranya. Kedua matanya berkaca-kaca saat Ve menghampirinya dan berdiri di bawah lampu toko.