Baru saja akan memulai permainan kedua, ponsel Bara berdering. Nama Brisia muncul di layar ponselnya. Ingin sekali menolak, tapi Sandra bilang untuk menjawab teleponnya dahulu.
"Halo Kak," ucapnya sedikit kesal.
["Halo Bara. Ini Kakak pusing sekali. Vertigonya kambuh. Kapan kau pulang? Belikan Kakak obat ya."]
Bara mengembuskan napas kasar. Bisa-bisanya Kakaknya merepotkan dirinya. Disaat dia bersenang-senang.
"Minta pelayan saja. Aku sibuk."
Brisia terdengar menangis. Juga keluhan yang menyiksanya di kepalanya. Karena suara ponsel menggunakan loud speaker, Sandra bisa mendengar jelas.
["Kau tega pada Kakak. Pelayan sudah masuk kamar semua. Lagi pula kau 'kan sekalian di jalan pulang. Ini sudah larut loh."]
Brisia tidak menyerah. Dia akan terus meminta Bara untuk pulang.
"Astaga Kak. Aku tidak pulang ada urusan. Nanti kuminta sopir untuk membelikannya. Atau minta Arsoni ke mansion. Sudah dulu ya."
Bip.