"Apa?" Ayass terpekik ketika mendengar berita kematian mantan istrinya. Dia bahkan hanya mampu terdiam di dalam ingatannya. Ia mulai mengingat semua itu. Dia duduk sambil termenung. Sebuah ingatan masa lalunya, sebelum takdir memisahkan keduanya.
Flash back On.
Awal pertemuan Ayass dengan Rania.
Kelaparan di malam hari kebiasaan Rania, ia merasa perutnya keroncongan setengah mati. Ia pun keluar dari kamar kos an pukul 21.00. Ia pun berpikir untuk membeli terang bulan di sekitar kos an. Ia pun meminjam motor Feby teman kos nya.
Rania pun berkeliling mencari terang bulan di jalan. Lalu, ia menemukan sebuah pedagang terang bulan yang katanya terenak di kota Sidoarjo. Tapi, antrenya sangat panjang.
"Mas, antrenya masih lama?"
"Iya, mbak kurang dua puluh orang lagi. Gimana jadi?"
Rania pun sudah malas kalau harus mencari pedagang terang bulan lainnya lagi.
"Ya, sudah, Mas. Tidak apa-apa. Saya bisa menunggunya."
"Ehem."
"Kamu?"
Rania bertemu dengan Ayass di sana.