Air mata Khadijah masih belum menyusut sama sekali. "Kenapa bunda cepat sekali meninggalkanku?" Sebuah tanya dalam hatinya. Air matanya turun begitu sangat deras sekali. Ia tidak dapat sama sekali membendung perasaan. Rasa itu sangat berat sekali, dia bahkan tak menyangka kalau kedua orang tuanya layak memiliki sebuah cinta sejati.
"Kamu baik-baik saja, kan?" Rumi menatap Khadijah, ia melihat kesedihan hinggaa luka yang mendalam di hatinya.
Khadijah hanya mampu duduk terdiam dalam sandaran bahu Rumi. Bibirnya terasa masih saja bergetar. Sulit dia pungkiri bahwa kematian memang rahasia Allah semata. Sejauh apapun melangkah kematian akan tetap menjemput siapa saja.
Sebuah duka yang mendalam di hati Khadijah Putri Ayass. Dia bahkan merasa sangat hancur lebur hatinya. Tatapan kedua matanya begitu sangat nanar sekali hingga dia benar-benar tidak mampu sama sekali menahan sebuah tangisan. Rasanya begitu merobek hati dia terdalam.