Khadijah dan Rumi berangkat ke Istanbul, Turki pada penerbangan pukul 23.10 selama sebelas jam perjalanan. Mereka berdua sudah tidak sabar agar segera sampai menuju Istanbul, Turki. Diperkirakan sampai pukul 12.50 siang hari.
"Mas, aku nggak tahu harus bagaimana lagi?"
Rumi hanya mampu mengenggam jemari tangan Khadijah dengan sangat erat sekali. "Apapun yang terjadi, kamu harus bisa ikhlas dan sabar. Insyaallah semua akan baik-baik saja. Ingatlah dalam sebuah kehidupan akan ada hidup atau mati. Kamu harus bisa menyadari itu."
"Mas, nggak apa-apa buat izin nggak kerja seminggu?"
"Dijah, kamu lebih penting dari pekerjaanku. Bagiku kamu prioritas utamaku selama ini."
Khadijah hanya terdiam, karena dia merasa kalau Rumi selalu menjadi sayap kehidupannya. Dia memang tidak pernah salah pilih sama sekali.