"Tante!"
"Astaga, kenapa Angkasa bawa Dion sepagi ini," Ify mengumam dalam hatinya, ia berusaha tersenyum kaku. Ia juga mengendong Dion.
Angkasa pun menghampiri mereka. Ia tahu kalau Ify sedang lelah. Namun Dion ingin sekali menempel ke Ify, bahkan enggan untuk lepas sama sekali.
"Dion, kamu sama om saja. Kasihan tantenya."
Dion hanya mengelengkan kepalanya. Dia malah mengeratkan kedua tangannya ke Ify. Dia tidak ingin bersama Angkasa.
"Udah, Ang. Nggak apa-apa," Ify pun tersenyum.
"Serius?" Angkasa menatap Ify, dia merasa kasihan sebenarnya. Karena Dion memang sedikit berat sekali.
"Iya," balas Ify dalam sebuah bingkai senyuman. Ia langsung berjalan ke ruang makan. "Kamu udah makan belum?" Tanyanya.
Angkasa hanya mengelengkan kepalanya.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam, Sat," Ify terkejut dengan kehadiran Satria.
Satria menatap sinis ke Angkasa, dia memang tidak menyukai lelaki itu. "Kok rumah kamu ramai, Fy?"
"Ya, begitulah, Sat."